Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Mendukung Riset Ikan Gabus Untuk Covid-19

Dalam budaya kehidupan baru menghadapi pandemi COVID-19, salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh setiap orang agar terhindar dari COVID-19 adalah selalu menjaga daya tahan tubuh. Cara sederhana dalam upaya menjaga daya tahan tubuh yaitu dengan mengonsumsi suplemen kesehatan dan obat herbal. Virus akan lebih sulit masuk ke dalam tubuh jika kita memiliki daya imun yang kuat.

Dr. Ir. Slamet Soebjakto, M.Si. sebagai Direktorat Jenderal Budidaya Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (Dirjen Budidaya KKP) mendukung riset ikan gabus untuk penanganan Covid-19. Beliau sangat antusias sudah ada asosiasi yang telah memikirkan perencanaan ikan gabus dari hulu sampai hilir pada saat menerima secara simbolis legalitas pendirian MIGI (Masyarakat Ikan Gabus Indonesia). MIGI merupakan wadah bagi para pembudidaya Ikan Gabus (Channa Striata) bertekad untuk dapat membantu pemerintah melalui KKP dalam pengembangan usaha budidaya ikan gabus di masyarakat dengan sistem budidaya terintegrasi.

Penyerahan Simbolis Legalitas Pendirian MIGI oleh Yunan Padmowiyoto (Ketua MIGI) kepada Dr. Ir. Slamet Soebjakto, M.Si. (Dirjen Budidaya KKP)

Selama ini budidaya ikan gabus belum merupakan pilihan ekonomis bagi para pembudidaya karena belum adanya integrasi penyediaan benih, teknologi budidaya, manajemen air, obat penyakit ikan gabus, pakan dan yang paling penting adalah pasar dari hasil budidaya tersebut. MIGI sebagai asosiasi dalam hal ini menjadi wadah kolaborasi antara peneliti, pemerintah, pembudidaya dan pengusaha farmasi ekstrak albumin sebagai pasar hasil budidaya untuk keperluan industri.

Pertemuan yang diadakan pada tanggal 14 Agustus 2020 diwakili oleh pendiri MIGI yaitu Yunan Padmowiyoto sebagai ketua MIGI, Sutristo sebagai sekretaris MIGI dan sekaligus CEO PT Mega Medica Pharmaceuticals yang merupakan produsen OHT (Obat Herbal Terstandar) albumin berbahan dasar Ikan Gabus, dan Yosep Purnama sebagai divisi pakan dan juga pendiri Leles Lestari Foundation

Sistem budidaya terintegrasi yang dikembangkan oleh MIGI saat ini sudah meliputi pembibitan intensif, Sistem Manajemen Air Otomatis menggunakan Sensor IoT, Manajemen Budidaya dengan aplikasi Nusapond berbasis Mobile Apps dan Web, serta SOP penanganan penyakit.